Senin, 04 Mei 2015

Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni dalam Islam

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Seiring perkembangan zaman, kita dituntut untuk terus memandang ke depan dengan penuh harapan dan keyakinan bahwa kita mampu bersaing dalam berbagai keadaan. Saat ini, pendalaman ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi serta kebebasan mengekspresikan senikurangdisertai dengan peran agama terutama agama islam. Perlu kita ketahui bahwa ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni telah dibahas secara detailoleh islam seperti bagaimana pandangan islam terhadap hal-hal tersebut, cara pemanfaatannya secara baik dan bijak atau sebagainya. Adanya keterkaitan antara tiga hal tersebut dengan islam, seperti misalnya pemanfaatan teknologi dan seni sebagai saran penyebaran agama islam, atau ilmuwan yang menemukan banyaknya ilmu pengetahuan yang mereka temukan telah dibahas secara jelas di dalam Al-Quran.
Ilmu pengetahuan, teknologi dan seni tak hanya memiliki dampak yang positif saja, jika tidak dimanfaatkan secara bijak ketiganya dapat menimbulkan dampak yang negatif pula.

            Ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dalam praktek mampu mengangkat harkat dan martabat manusia karena malalui ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, manusia mampu melakukan eksplorasi kekayaan alam yang disediakan oleh Allah. Karena itu dalam pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, nilai-nilai islam tidak boleh diabaikan agar hasil yang diperoleh memberikan kemanfaatan sesuai dengan fitrah hidup manusia.

  
B.     Perumusan Masalah
    1.      Apa pengertian ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni?
    2.      Bagaimana ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dalam pandangan islam?
    3.      Apa saja dampak positif dan negatif ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta seni?
    4.      Bagaimana pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang beretika dan islami?

C.    Tujuan

Adapaun terdapat beberapa tujuan dalam pembuatan makalah berikut ini, seperti:
   1.      Memahami pengertian ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
   2.      Memahami seperti apa islam memandang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
   3.   Megetahui berbagai dampak positif disertai dampak negatif dari ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta seni.
   4.     Mengetahui seperti apa pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang beretika dan islami.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni
Menurut Sutrisno Hadi, ilmu pengetahuan adalah kumpulan dari pengalaman-pengalaman dan pengetahuan-pengetahuan dari sejumlah orang-orang yang dipadukan secara harmonis dalam suatu bangunan yang teratur. Sedangkan menurut J. Habarer, ilmu pengetahan adalan suatu hasil aktivitas manusia yang merupakan kumpulan teori, metode dan praktek dan menjadi pranata manusia. Dari kedua pendapat di atas dapat kita simpulkan bahwa ilmu pengetahuan dapat diartikan sebagai suatu kerangka pengetahuan yang tersusun serta teruji kebenarannya, dan diperoleh melalui suatu penelitian ilmiah.
Definisi Teknologi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990 : 1158), Teknologi adalah ; 1) Metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis; ilmu pengetahuan terapan 2) Keseluruhan sarana untuk menyediakan barang- barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.Teknologi masa kini telah banyak berkembang di masyarakat. Penggunaan teknologi oleh manusia sendiri diawali dengan alat-alat sederhana yang dibuat oleh manusia pada jaman dahulu.Teknologi zaman sekarang pun masih akan terus berkembang pesat dan menciptakan inovasi dan karya-karya terbaru.
Seni berasal dari kata sani (sansekerta) yang berarti pemujaan, persembahan, dan pelayanan. Kata tersebut berkaitan erat dengan upacara keagamaan yang disebut kesenian. Menurut Padmapusphita, kata seni berasal dari bahasa Belanda genie dalam bahasa Latin disebut genius, artinya kemampuan luar biasa yang dibawa sejak lahir.Adapun beberapa pendapat ahli mengenai seni yaitu :    
·  Menurut Plato: Seniadalahhasiltiruanalam (art is imitator naturam). Pandangan mengenai seni sebagai imitasi ini berlangsung dominan sampai abad ke-19.
     ·    Menurut Susanne K. Langer: Senidapatdiartikansebagaikegiatanmenciptakanbentuk-bentuk yang dapat dimengerti atau dipersepsi yang mengungkapkan perasaan manusia.
   ·  Menurut Ki HajarDewantara: Seni adalah segala perbuatan manusia yang timbul dari perasaannya yang hidup dan bersifat indah, hingga dapat menggerakkan jiwa perasaan manusia.

B.     Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni dalam Islam
Islam sangat memperhatikan, menghormati, dan menjunjung tinggi matabat ilmu dan orang yang memiliki ilmu, sebagaimana firman Allah SWT

Artinya: “Wahaiai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: “Berilah kelapangan dalam majelis-majelis.” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu.” maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu, dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. Al-Mujadilah: 11).
berdasarkan ayat tersebut dapat dikemukakan bahwa dalam ajaran islam ilmu yang benar adalah ilmu yang dapat dirasakan manfaatnya oleh manusia pada umumnya, sebagaimana halnya ilmu menyempurnakan hikmah bagi pemiliknya hingga menjadi suatu sikap dan sifat menyatu dalam diri dan perilakunya tanpa ada paksaan. Dalam pandangan islam, tujuan utama bagi penuntut ilmu adalah mengambil manfaat ilmunya guna melayani dan menjadi rujukan bagi manusia dalam melaksanakan kebajikan.Oleh sebab itu seorang muslim diwajibkan untuk menuntut ilmu, seperti yang tercantum dalam sebuah hadist berikut:
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اُطْلُبُوْاالْعِلْمَ وَلَوْ بِالصِّيْنَ فَاِنَّ طَلَبَ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ اِنَّ الْمَلاَئِكَةَ تَضَعُ اَجْنِحَتَهَا لِطَالِبِ الْعِلْمِ رِضًابِمَا يَطْلُبُ
Artinya: “Tuntutlah ilmu walaupun di negeri Cina, karena sesungguhnya menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim. Sesungguhnya para malaikat meletakkan sayap-sayap mereka kepada para penuntut ilmu karena senang (rela) dengan yang ia tuntut. (H.R. Ibnu Abdil Bar).
Tetapi, terkadang manusia tidak menyadari bahwa jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam pemikiran mereka akan alam beserta isinya terdapat dalam Al-Qur’an. Namun bukannya justru kembali ke Al-Qur’an, malah mencari sumber dari berbagai buku, internet dan sebagainya. Padahal jawaban dari masalah pengetahuan itu secara tersurat/tersirat terdapat dalam Al-Qur’an.
Dalam pandangan kapitalisme (ideologi Indonesia saat ini) teknologi merupakan suatu sarana untuk menggapai kebahagiaan dan kepuasan dunia semata. Karena kapitalisme berpandangan bahwa hidup itu hanya untuk materi yaitu mencari kesenangan sebesar-besarnya. Begitupun sosislisme (ideologi Indonesia saat orde lama) mereka juga berpandangan bahwa hidup itu harus dinikmati dengan cara hidup bersenang-senang apapun caranya yang penting senang. Dengan kata lain, keduanya mengejar manfaat saja.
Sebagian manusia di abad ini telah berbuat zhalim dengan mendewakan teknologi dan mengenyampingkan akal pikiran yang seharusnya digunakan untuk mengenali Sang Pencipta. Penyembahan terhadap teknologi modern telah menghempaskan segala sesuatu yang sebelumnya menjadi bagian dari kehidupan manusia, seperti hilangnya keikhlasan, saling menghormati, dan saling mencintai. Sedangkan penindasan terhadap mereka yang lemah dan kezhaliman lainnya semakin banyak. Ilmu dan kemahiran teknologi yang dimiliki semestinya dijadikan sebagai sarana untuk menambah keimanan seseorang. Sebab yang demikian justru menjadi bukti nyata bahwa Allah menciptakan sesuatu dengan sempurna. Para cendekiawan seharusnya bersyukur dengan anugerah yang telah mereka terima. Sudah selayaknya mereka menghubungkan berbagai penemuan mereka dengan keagungan Sang Pencipta, Allah SWT. Maka janganlah kita menyombongkan diri dengan kepandaianyang kita miliki saat ini.
Menurut Al-Farabi, seni sebagai ciptaan yang berbentuk keindahan. Menurutnya dapat dijelaskan bahwa seni berkaitan dengan aktivitas yang menimbulkan efek keindahan.Seni islami dapat membuka pemikiran penikmat seluas-luasnya. Segala sesuatu di dunia ini yang dapat diekspresikan dengan seni ditujukan sebagai ungkapan rasa keimanan terhadap keagungan semua makhluk dan ciptaan Allah SWT.Berseni haruslah bermatlamatkan kepada perkara-perkara makruf (kebaikan), halal, dan berakhlak. Seniman yang islami tidak akan merasa angkuh karena ia mengetahui dengan pasti bahwa keahlian dan keterampilannya mengekspresikan seni adalah anugrah dari Sang Maha Pencipta. Ia akan menggunakan inspirasi yang tinggi sehingga dapat memberikan manfaat yang baik atas karyanya kepada para penikmatnya.
C.    Dampak Positif dan Negatif Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) terus dilakukan untuk mempermudah kehidupan manusia dalam segala bentuk aspek. Dampak positif IPTEK akan dirasakan jika digunakan secara bijak oleh orang-orang yang bertanggung jawab, tetapi jika IPTEK dimanfaatkan oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab tentu akan menimbulkan dampak yang negatif yang meresahkan. Berikut beberapa contoh dampak positif IPTEK:
      1.      Sebagai sarana untuk menyadarkan umat Islam agar selalu mengenal dan mendekatkan diri kepada Allah SWT
        2.      Mengantarkan pada era kehidupan yang lebih maju, modern dan sejahtera
        3.      Mempercepat dan mempermudah komunikasi
        4.      Mempercepat dan memperpendek jarak tempuh perjalanan
        5.      Menjaga keamanan
        6.      Mempermudah akses informasi
        7.      Mempermudah ilmu kedokteran terutama dalam paktik pembedahan
Sedangkan dampak negatifnya adalah:
        1.      Membawa manusia pada penguasaan dunia
        2.      Menumbuhkan sikap sombong dan tidak peduli pada lingkungan sekitar
        3.      Menimbulkan gaya hidup yang buruk
        4.      Membuat orang melalaikan pekerjaannya
Selain IPTEK, kesenian juga memiliki dampak dalam penggunaanya. Salah satu dampak positif yang dapat kita temui adalah kesenian wayang yang dmanfaatkan oleh seorang wali dalam menyebarkan agama Islam di Indonesia, tujuannya agar ajaran yang disampaikannya lebih mudah dipahami masyarakat saat itu. Sedangkan dampak negatif yang mungkin ditemui dalam penyalahgunaan seni  adalah adanya aksi pornografi yang dianggap seseorang sebagai bentuk kebebasan mengkspresikan diri.
D.    Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang Beretika dan Islami
Tidak bisa dipungkiri dalam pembangunan sebuah peradaban manusia, ilmu pengetahuan memegang peranan yang sangat penting, maju tidaknya sebuah peradaban manusia, salah satunya ditentukan seberapa “majukah “ pengembangan ilmu pengetahuanya.
Dalam pengembangannya, ilmu pengetahuan modern harus dibangun di atas landasan perbedaan antara kepastian dan spekulasi. Pengakuan atas prinsip ini merupakan pilar tempat tertumpangnya semua struktur kebudayaan yang kuat lagi kokoh. Bila Al-Quran menyampaikan pendirian-pendirian yang kokoh, maka demikian pula halnya para ilmuawan.
Amatlah disesalkan bahwa umat islam dalam suatu kurun masa tertentu hanya menghabiskan waktu dengan permasalah-permasalahan yang sia-sia dengan menerapkan filsafat yang tak tentu arah tujuannya, keadaan ini mendorong penyebaran takhyul, kepercayaan yang tak beretika, dan gambaran-gambaran semu.
Hal yang perlu dimengerti pula dalam IPTEK adalah etika. Jika kita lihat dari asal katanya, kata etik (etika) berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat. Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh individu ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar. Etika merupakan sebuah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya. Etika ini sendiri pun sebenarnya mengatur pula tentang IPTEK.
Dari sudut pandang agama, Islam tidak pernah namanya melarang untuk mengembangkan IPTEK. Jika kita melihat surat yang pertama diturunkan Al-Quran, yaitu surat Al-Alaq, ayat pertama menyuruh kita untuk membaca. Tetapi walaupun tidak ada larangan dalam mengembangkan IPTEK kita tetap harus berpegang dan patuh terhadap nilai-nilai yang berlaku.
Sejarawan Barat beraliran konservatif, W Montgomery Watt menganalisa tentang rahasia kemajuan peradaban Islam, ia mengatakan bahwa Islam tidak mengenal pemisahan yang kaku antara ilmu pengetahuan, etika, dan ajaran agama. Satu dengan yang lain, dijalankan dalam satu tarikan nafas. Pengamalan syariat Islam, sama pentingnya dan memiliki prioritas yang sama dengan riset-riset ilmiah.
Beberapa contoh perkembangan IPTEK di bidang genetika dan kedokteran yang melanggar etika ataupun nilai agama. Sebuah perdebatan sedang berlangsung tentang “Desain bayi” atau “manusia transgenik”. Sebelum melahirkan dilakukan seleksi untuk beberapa alel dan gen yang diinginkan untuk sifat kompleks (seperti kepribadian, kecerdasan, dan karakteristik fisik) dan pemilihan jenis kelamin, sehingga hal ini  menjadi sesuatu hal besar yang muncul untuk didiskusikan di seluruh dunia.
Meskipun seks seleksi untuk pengurangan risiko penyakit seks terbatas atau x-linked dapat dibenarkan, ada perdebatan etis dan sosial yang serius tentang seks seleksi hanya untuk permintaan orangtua berdasarkan sosial-budayanya atau alasan ekonomi, seperti satu jenis kelamin keunggulan atas lainnya. Demikian pula, Islam tidak setuju dengan ‘desain bayi’ atau ‘transgenik manusia’ terutama untuk alasan kosmetik, dan perubahan yang tidak perlu.
Hal penampilan telah dipertimbangkan dalam beberapa “Fatwa”. Mayoritas ahli hukum Muslim telah diizinkan untuk melakukan ini jika kelainan disertai dengan fisik atau psikologis bersifat merugikan. Manusia meskipun perbedaan ras, warna kulit, jenis kelamin, dan lainnya karakteristik fisik ditekankan dalam ajaran Islam.
Di dalam Al Qur’an telah dijelaskan bahwa:
“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang pria dan seorang wanita, kemudian Kami jadikan kamuberbangsa-bangsa dan bersuku-suku, agar kamu saling mengenal (bukan berarti saling membenci). Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti (Q.S. Al Hujurat:13) “.
Tetapi sayangnya saat ini IPTEK tidak dikuasai oleh orang Islam, sehingga pondasi dari etika dan Islam menjadi terabaikan. Hanya sebagian umat Islam yang mengerti tentang Islam itu sendiri, membuat orang-orang Islam saat ini hanya menjadi pesuruh dan hanya menjadi yang dimanfaatkan oleh orang-orang yang rakus akan kekuasaan dunia.
Berdasarkan pedoman, penelitian genetik diperbolehkan hanya jika tujuannya:
1.      Untuk mendiagnosis, mengklasifikasikan atau menyaring genetikpenyakit.
2.  Untuk menentukan faktor predisposisi genetik daripenyakit sebelum muncul, jika ada yang efisiencara untuk mencegah atau mengurangi komplikasi.
3.      Untuk memberikan konsultasi bagi pasangan tentangfaktor risiko genetik dari keturunan mereka.
4.      Untuk mengurangi, mencegah atau menyembuhkan penyakit danbukan untuk egenetika.
5.      Forensik kedokteran.
6.      Populasi penelitian genetik berbasis tentangilmiah dan etika prinsip.
Hal diatas adalah hal yang biasa ditemukan dalam dunia penelitian. Pada kehidupan sehari-hari penggunaan teknologi yang tidak memperhatikan etika menjadi hal yang dianggap biasa. Menelepon atau me-SMS disaat kuliah atau seminar berjalan. Pembicara secara serius memberikan ilmu namun peserta tidak serius memeperhatikan. Parahnya lagi disaat khotib sholat jumat sedang berkhotbah, peserta sholat jumat masih saja ada yang me-SMS, padahal di dalam sholat jumat jika khotib sudah berkhotbah, maka tidak ada lagi percakapan yang dilakukan.
Hal yang sudah sering diinformasikan di media massa adalah penggunaan internet yang tidak digunakan sebagaimana mestinya. Internet yang seharusnya digunakan sebagai sarana untuk mengembangkan IPTEK, malah digunakan untuk membuka situs porno. Tindakan ini bukan saja dilakukan oleh orang dewasa tetapi juga anak-anak. Menurut data dari Kapersky Lab tahun 2010, setiap jamnya ada 160.000 anak-anak di dunia yang membuka situs porno. Pada tahun 2009 Indonesia masuk ke peringkat tiga sebagai pengguna internet situs porno(Kompas). Ini merupakan hal yang menjadi ironi. IPTEK yang seharusnya dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakat dunia, malah menjadi rayap bagi masyarakat itu sendiri.
Berdasarkan pengertian etika di atas, maka etika berseni diartikan sebagai tata cara yang mengatur perilaku dalam berkreasi/ berkarya seni dalam bentuk dan genre seni apapun. Dalam hal ini, sesuai dengan motto “UMS: Wacana Keilmuan dan Keislaman”, maka tentu saja etika berseni di sini adalah etika yang selaras dengan ajaran Islam (moral religius). Etika berseni di sini berlaku baik pada proses penciptaan karya maupun dalam penyajian karyanya.

Seni juga dapat merupakan bentuk ekspresi pikiran dan perasaan bahkan terkadang sebagai ekspresi rasa syukur kita atas nikmat Ilahi pada kita. Masalahnya, bagaimana etika berseni menurut Islam? 

Berkarya seni, menurut Islam dapat merupakan formulasi ibadah jika memenuhi kriteria:
(1) Ikhlash sebagai titik tolak;
(2) Mardhatillah sebagai titik tuju; dan
(3) Amal shalih sebagai garis amal.
Oleh karena itu, karena seni merupakan bagian dari kehidupan manusia, maka tujuan berseni bagi seorang Muslim tidak lain adalah (untuk mencapai) kebahagiaan spiritual dan material di dunaia dan akhirat

Allah Subhanahu wa ta’ala Berfirman,
هَلْ يَنظُرُونَ إِلاَّ أَن يَأْتِيَهُمُ اللّهُ فِي ظُلَلٍ مِّنَ الْغَمَامِ وَالْمَلآئِكَةُ وَقُضِيَ الأَمْرُ وَإِلَى اللّهِ تُرْجَعُ الأمُورُ.
“Tiada yang mereka nanti-nantikan melainkan datangnya Allah dan malaikat (pada Hari Kiamat) dalam naungan awan, dan diputuskanlah perkaranya. Dan hanya kepada Allah segala urusan dikembalikan.” (QS Al-Baqarah: 210).

Sehingga, seorang Muslim yang baik yang berkreasi seni pada hakikatnya adalah:
(1) melaksanakan tugas ibadah dan
(2) menunaikan fungsi Khilafah (lihat Anshari, 1986: 154).
Dengan sendirinya, dalam berseni pun mesti memakai etika sejalan dengan ajaran Allah.
Contoh Etika dalam nyanyian
1.     Tidak semua nyanyian hukumnya mubah, karena isinya harus sesuai dengan etika islami dan ajaran-ajarannya.
2.          Penampilan dan gaya menyanyikannya juga perlu dilihat
3.  Nyanyian tersebut tidak disertai dengan sesuatu yang haram, seperti minum khamar, menampakkan aurat, atau pergaulan bebas laki-laki dan perempuan tanpa batas
4.      Nyanyian –sebagaimana semua hal yang hukumnya mubah (boleh)harus dibatasi dengan sikap tidak berlebih-lebihan.



BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Ilmu pengetahuan dapat diartikan sebagai suatu kerangka pengetahuan yang tersusun serta teruji kebenarannya, dan diperoleh melalui suatu penelitian ilmiah.Islam sangat memperhatikan, menghormati, dan menjunjung tinggi matabat ilmu dan orang yang memiliki ilmu.Tetapi, banyak manusia tidak menyadari bahwa jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam pemikiran mereka akan alam beserta isinya terdapat dalam Al-Qur’an
Definisi Teknologi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990 : 1158), Teknologi adalah ; 1) Metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis; ilmu pengetahuan terapan 2) Keseluruhan sarana untuk menyediakan barang- barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.Ilmu dan kemahiran teknologi yang dimiliki semestinya dijadikan sebagai sarana untuk menambah keimanan seseorang. Sebab yang demikian justru menjadi bukti nyata bahwa Allah menciptakan sesuatu dengan sempurna.
Menurut Padmapusphita, kata seni berasal dari bahasa Belanda genie dalam bahasa Latin disebut genius, artinya kemampuan luar biasa yang dibawa sejak lahir. Seni islami dapat membuka pemikiran penikmat seluas-luasnya. Segala sesuatu di dunia ini yang dapat diekspresikan dengan seni ditujukan sebagai ungkapan rasa keimanan terhadap keagungan semua makhluk dan ciptaan Allah SWT.Berseni haruslah bermatlamatkan kepada perkara-perkara makruf (kebaikan), halal, dan berakhlak.
Berikut beberapa contoh dampak positif IPTEK:
      1.      Sebagai sarana untuk menyadarkan umat Islam agar selalu mengenal dan mendekatkan diri kepada Allah SWT
         2.      Mengantarkan pada era kehidupan yang lebih maju, modern dan sejahtera
         3.      Mempercepat dan mempermudah komunikasi
         4.      Mempercepat dan memperpendek jarak tempuh perjalanan
         5.      Menjaga keamanan
         6.      Mempermudah akses informasi
         7.      Mempermudah ilmu kedokteran terutama dalam paktik pembedahan
Sedangkan dampak negatifnya adalah:
         1.      Membawa manusia pada penguasaan dunia
         2.      Menumbuhkan sikap sombong dan tidak peduli pada lingkungan sekitar
         3.      Menimbulkan gaya hidup yang buruk
         4.      Membuat orang melalaikan pekerjaannya
Dampak positif dalam bidang seni adalah kesenian wayang yang dmanfaatkan oleh seorang wali dalam menyebarkan agama Islam di Indonesia. Sedangkan dampak negatif yang mungkin ditemui dalam penyalahgunaan seni  adalah adanya aksi pornografi yang dianggap seseorang sebagai bentuk kebebasan mengkspresikan diri.
Pengembangan IPTEK dan Seni yang beretika dan Islami memang perlu diterapkan dalam kehidupan. Sesungguhnya antara IPTEK etika dan Islam sebenarnya adalah suatu hal yang saling bersinergi bukan menjadi hal yang bertolak belakang. Setiap pelari pasti ada jalurnya, setiap kendaraan pasti ada jalannya dan disetiap jalan-jalan itu pasti ada batasannya.
Oleh karena itu disini diperlukan selain pendidikan IPTEK dan Seni, pendidikan agama Islam harus diutamakan sebagai pondasi dari setiap ilmu yang dipelajari. Di dalam agama pun di pelajari etika dan agama pun mendukung untuk pengembangan IPTEK dan Seni.
Demi berjalannya hal ini diperlukan peran dari semua pihak, baik bagi pemerintah, akademisi, pengusaha swasta, pengusaha media masa, alim ulama, serta dari organisasi terkecil yaitu keluarga yang paling mempengaruhi.
Pengembangan IPTEK dan Seni harus memperhatikan etika dan sesuai dengan ajaran Islam demi terciptanya kesejehtaraaan di dunia ini.



DAFTAR PUSTAKA

Taher, Tarmizi. 2004. Menjadi Muslim Moderat Beragama di Tengah Pencaturan Global. Jakarta: PT. Mizan Publikasi.
Syarqawi, Hasan Muhammad Asy. 1994. Manhaj Ilmiah Islami. Jakarta: Gema Insani Press.
Departemen Agama RI. 2009. Syamil Al-Qur’an Edisi Khat Madinah. Bandung: PT Sygma Examedia Akanleema.
Fandy, Muhammad Jamaluddin El.1991.Al Quran Tentang Alam Semesta. Jakarta: Bumi Aksara.
http://www.aingindra.com/definisi-teknologi.html (diakses pada 7 September 2014)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar