BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Seiring perkembangan zaman, kita
dituntut untuk terus memandang ke depan dengan penuh harapan dan keyakinan
bahwa kita mampu bersaing dalam berbagai keadaan. Saat ini, pendalaman ilmu
pengetahuan dan kemajuan teknologi serta kebebasan mengekspresikan senikurangdisertai
dengan peran agama terutama agama islam. Perlu kita ketahui bahwa ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni telah dibahas secara detailoleh islam seperti
bagaimana pandangan islam terhadap hal-hal tersebut, cara pemanfaatannya secara
baik dan bijak atau sebagainya. Adanya keterkaitan antara tiga hal tersebut
dengan islam, seperti misalnya pemanfaatan teknologi dan seni sebagai saran
penyebaran agama islam, atau ilmuwan yang menemukan banyaknya ilmu pengetahuan
yang mereka temukan telah dibahas secara jelas di dalam Al-Quran.
Ilmu pengetahuan, teknologi dan seni tak
hanya memiliki dampak yang positif saja, jika tidak dimanfaatkan secara bijak
ketiganya dapat menimbulkan dampak yang negatif pula.
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dalam praktek mampu mengangkat harkat dan martabat manusia karena malalui ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, manusia mampu melakukan eksplorasi kekayaan alam yang disediakan oleh Allah. Karena itu dalam pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, nilai-nilai islam tidak boleh diabaikan agar hasil yang diperoleh memberikan kemanfaatan sesuai dengan fitrah hidup manusia.
B. Perumusan
Masalah
1.
Apa
pengertian ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni?
2.
Bagaimana
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dalam pandangan islam?
3.
Apa
saja dampak positif dan negatif ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta
seni?
4.
Bagaimana
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang beretika dan islami?
C.
Tujuan
Adapaun
terdapat beberapa tujuan dalam pembuatan makalah berikut ini, seperti:
1.
Memahami
pengertian ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
2.
Memahami
seperti apa islam memandang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
3. Megetahui
berbagai dampak positif disertai dampak negatif dari ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) serta seni.
4. Mengetahui
seperti apa pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang beretika
dan islami.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Ilmu Pengetahuan,
Teknologi dan Seni
Menurut
Sutrisno Hadi, ilmu pengetahuan adalah kumpulan dari pengalaman-pengalaman dan
pengetahuan-pengetahuan dari sejumlah orang-orang yang dipadukan secara
harmonis dalam suatu bangunan yang teratur. Sedangkan menurut J. Habarer, ilmu
pengetahan adalan suatu hasil aktivitas manusia yang merupakan kumpulan teori,
metode dan praktek dan menjadi pranata manusia. Dari kedua pendapat di atas
dapat kita simpulkan bahwa ilmu pengetahuan dapat diartikan sebagai suatu
kerangka pengetahuan yang tersusun serta teruji kebenarannya, dan diperoleh
melalui suatu penelitian ilmiah.
Definisi Teknologi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990 : 1158),
Teknologi adalah ; 1) Metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis; ilmu
pengetahuan terapan 2) Keseluruhan sarana untuk menyediakan barang- barang yang
diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.Teknologi masa kini telah banyak berkembang di
masyarakat. Penggunaan teknologi oleh manusia sendiri diawali dengan alat-alat
sederhana yang dibuat oleh manusia pada jaman dahulu.Teknologi zaman sekarang
pun masih akan terus berkembang pesat dan menciptakan inovasi dan karya-karya
terbaru.
Seni berasal dari
kata sani (sansekerta) yang berarti pemujaan, persembahan, dan pelayanan. Kata
tersebut berkaitan erat dengan upacara keagamaan yang disebut kesenian. Menurut
Padmapusphita, kata seni berasal dari bahasa Belanda genie dalam bahasa Latin
disebut genius, artinya kemampuan luar biasa yang dibawa sejak lahir.Adapun beberapa pendapat ahli mengenai seni yaitu :
· Menurut Plato: Seniadalahhasiltiruanalam (art
is imitator naturam). Pandangan mengenai seni sebagai imitasi ini berlangsung dominan sampai abad
ke-19.
· Menurut Susanne K. Langer: Senidapatdiartikansebagaikegiatanmenciptakanbentuk-bentuk
yang dapat dimengerti atau dipersepsi yang mengungkapkan perasaan manusia.
· Menurut Ki HajarDewantara: Seni adalah segala perbuatan manusia
yang timbul dari perasaannya yang hidup dan bersifat indah,
hingga dapat menggerakkan jiwa perasaan manusia.
B.
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan
Seni dalam Islam
Islam sangat memperhatikan, menghormati,
dan menjunjung tinggi matabat ilmu dan orang yang memiliki ilmu, sebagaimana
firman Allah SWT
Artinya: “Wahaiai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: “Berilah kelapangan dalam majelis-majelis.” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu.” maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu, dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. Al-Mujadilah: 11).
berdasarkan ayat tersebut dapat dikemukakan bahwa
dalam ajaran islam ilmu yang benar adalah ilmu yang dapat dirasakan manfaatnya
oleh manusia pada umumnya, sebagaimana halnya ilmu menyempurnakan hikmah bagi
pemiliknya hingga menjadi suatu sikap dan sifat menyatu dalam diri dan
perilakunya tanpa ada paksaan. Dalam pandangan islam, tujuan utama bagi
penuntut ilmu adalah mengambil manfaat ilmunya guna melayani dan menjadi
rujukan bagi manusia dalam melaksanakan kebajikan.Oleh sebab itu seorang muslim
diwajibkan untuk menuntut ilmu, seperti yang tercantum dalam sebuah hadist
berikut:
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
اُطْلُبُوْاالْعِلْمَ وَلَوْ بِالصِّيْنَ فَاِنَّ طَلَبَ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ
عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ اِنَّ الْمَلاَئِكَةَ تَضَعُ اَجْنِحَتَهَا لِطَالِبِ
الْعِلْمِ رِضًابِمَا يَطْلُبُ
Artinya: “Tuntutlah ilmu walaupun di negeri
Cina, karena sesungguhnya menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim.
Sesungguhnya para malaikat meletakkan sayap-sayap mereka kepada para penuntut
ilmu karena senang (rela) dengan yang ia tuntut. (H.R. Ibnu Abdil Bar).
Tetapi,
terkadang manusia tidak menyadari bahwa jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang
muncul dalam pemikiran mereka akan alam beserta isinya terdapat dalam
Al-Qur’an. Namun bukannya justru kembali ke Al-Qur’an, malah mencari sumber
dari berbagai buku, internet dan sebagainya. Padahal jawaban dari masalah
pengetahuan itu secara tersurat/tersirat terdapat dalam Al-Qur’an.
Dalam pandangan kapitalisme
(ideologi Indonesia saat ini) teknologi merupakan suatu sarana untuk menggapai
kebahagiaan dan kepuasan dunia semata. Karena kapitalisme berpandangan bahwa
hidup itu hanya untuk materi yaitu mencari kesenangan sebesar-besarnya.
Begitupun sosislisme (ideologi Indonesia saat orde lama) mereka juga
berpandangan bahwa hidup itu harus dinikmati dengan cara hidup bersenang-senang
apapun caranya yang penting senang. Dengan kata lain, keduanya mengejar manfaat
saja.
Sebagian manusia di abad ini telah berbuat zhalim dengan mendewakan
teknologi dan mengenyampingkan akal pikiran yang seharusnya digunakan untuk
mengenali Sang Pencipta. Penyembahan terhadap teknologi modern telah
menghempaskan segala sesuatu yang sebelumnya menjadi bagian dari kehidupan
manusia, seperti hilangnya keikhlasan, saling menghormati, dan saling
mencintai. Sedangkan penindasan terhadap mereka yang lemah dan kezhaliman
lainnya semakin banyak. Ilmu dan kemahiran teknologi yang dimiliki semestinya
dijadikan sebagai sarana untuk menambah keimanan seseorang. Sebab yang demikian
justru menjadi bukti nyata bahwa Allah menciptakan sesuatu dengan sempurna.
Para cendekiawan seharusnya bersyukur dengan anugerah yang telah mereka terima.
Sudah selayaknya mereka menghubungkan berbagai penemuan mereka dengan keagungan
Sang Pencipta, Allah SWT. Maka janganlah kita menyombongkan diri dengan
kepandaianyang kita miliki saat ini.
Menurut
Al-Farabi, seni sebagai ciptaan yang berbentuk keindahan. Menurutnya dapat
dijelaskan bahwa seni berkaitan dengan aktivitas yang menimbulkan efek
keindahan.Seni islami dapat membuka pemikiran penikmat
seluas-luasnya. Segala sesuatu di dunia ini yang dapat diekspresikan dengan
seni ditujukan sebagai ungkapan rasa keimanan terhadap keagungan semua makhluk
dan ciptaan Allah SWT.Berseni haruslah bermatlamatkan kepada
perkara-perkara makruf (kebaikan), halal, dan berakhlak. Seniman yang islami tidak akan merasa angkuh karena
ia mengetahui dengan pasti bahwa keahlian dan keterampilannya mengekspresikan
seni adalah anugrah dari Sang Maha Pencipta. Ia akan menggunakan inspirasi yang
tinggi sehingga dapat memberikan manfaat yang baik atas karyanya kepada para
penikmatnya.
C.
Dampak Positif dan Negatif Ilmu
Pengetahuan, Teknologi dan Seni
Perkembangan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) terus dilakukan untuk mempermudah
kehidupan manusia dalam segala bentuk aspek. Dampak positif IPTEK akan
dirasakan jika digunakan secara bijak oleh orang-orang yang bertanggung jawab,
tetapi jika IPTEK dimanfaatkan oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab
tentu akan menimbulkan dampak yang negatif yang meresahkan. Berikut beberapa
contoh dampak positif IPTEK:
1.
Sebagai sarana untuk menyadarkan umat Islam agar
selalu mengenal dan mendekatkan diri kepada Allah SWT
2. Mengantarkan pada era kehidupan yang lebih maju,
modern dan sejahtera
3.
Mempercepat dan mempermudah komunikasi
4.
Mempercepat dan memperpendek jarak tempuh perjalanan
5.
Menjaga keamanan
6.
Mempermudah akses informasi
7.
Mempermudah ilmu kedokteran terutama dalam paktik
pembedahan
Sedangkan dampak
negatifnya adalah:
1.
Membawa manusia pada penguasaan dunia
2.
Menumbuhkan sikap sombong dan tidak peduli pada
lingkungan sekitar
3.
Menimbulkan gaya hidup yang buruk
4.
Membuat orang melalaikan pekerjaannya
Selain IPTEK,
kesenian juga memiliki dampak dalam penggunaanya. Salah satu dampak positif
yang dapat kita temui adalah kesenian wayang yang dmanfaatkan oleh seorang wali
dalam menyebarkan agama Islam di Indonesia, tujuannya agar ajaran yang
disampaikannya lebih mudah dipahami masyarakat saat itu. Sedangkan dampak
negatif yang mungkin ditemui dalam penyalahgunaan seni adalah adanya aksi pornografi yang dianggap
seseorang sebagai bentuk kebebasan mengkspresikan diri.
D.
Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK) yang Beretika dan Islami
Tidak bisa
dipungkiri dalam pembangunan sebuah peradaban manusia, ilmu pengetahuan
memegang peranan yang sangat penting, maju tidaknya sebuah peradaban manusia,
salah satunya ditentukan seberapa “majukah “ pengembangan ilmu pengetahuanya.
Dalam pengembangannya, ilmu pengetahuan modern harus dibangun di
atas landasan perbedaan antara kepastian dan spekulasi. Pengakuan atas prinsip
ini merupakan pilar tempat tertumpangnya semua struktur kebudayaan yang kuat
lagi kokoh. Bila Al-Quran menyampaikan pendirian-pendirian yang kokoh, maka
demikian pula halnya para ilmuawan.
Amatlah disesalkan bahwa umat islam dalam suatu kurun masa tertentu
hanya menghabiskan waktu dengan permasalah-permasalahan yang sia-sia dengan
menerapkan filsafat yang tak tentu arah tujuannya, keadaan ini mendorong
penyebaran takhyul, kepercayaan yang tak beretika, dan gambaran-gambaran semu.
Hal yang
perlu dimengerti pula dalam IPTEK adalah etika. Jika kita lihat dari asal
katanya, kata etik (etika) berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti
karakter, watak kesusilaan atau adat. Sebagai suatu subyek, etika akan
berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh individu ataupun kelompok untuk
menilai apakah tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar. Etika
merupakan sebuah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral
yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya. Etika ini sendiri pun
sebenarnya mengatur pula tentang IPTEK.
Dari
sudut pandang agama, Islam tidak pernah namanya melarang untuk mengembangkan
IPTEK. Jika kita melihat surat yang pertama diturunkan Al-Quran, yaitu surat
Al-Alaq, ayat pertama menyuruh kita untuk membaca. Tetapi walaupun tidak ada
larangan dalam mengembangkan IPTEK kita tetap harus berpegang dan patuh
terhadap nilai-nilai yang berlaku.
Sejarawan
Barat beraliran konservatif, W Montgomery Watt menganalisa tentang rahasia
kemajuan peradaban Islam, ia mengatakan bahwa Islam tidak mengenal pemisahan
yang kaku antara ilmu pengetahuan, etika, dan ajaran agama. Satu dengan yang
lain, dijalankan dalam satu tarikan nafas. Pengamalan syariat Islam, sama
pentingnya dan memiliki prioritas yang sama dengan riset-riset ilmiah.
Beberapa
contoh perkembangan IPTEK di bidang genetika dan kedokteran yang melanggar
etika ataupun nilai agama. Sebuah perdebatan sedang berlangsung tentang “Desain
bayi” atau “manusia transgenik”. Sebelum melahirkan dilakukan seleksi
untuk beberapa alel dan gen yang diinginkan untuk sifat kompleks (seperti
kepribadian, kecerdasan, dan karakteristik fisik) dan pemilihan jenis kelamin,
sehingga hal ini menjadi sesuatu hal besar yang muncul untuk didiskusikan
di seluruh dunia.
Meskipun
seks seleksi untuk pengurangan risiko penyakit seks terbatas atau x-linked
dapat dibenarkan, ada perdebatan etis dan sosial yang serius tentang seks
seleksi hanya untuk permintaan orangtua berdasarkan sosial-budayanya atau
alasan ekonomi, seperti satu jenis kelamin keunggulan atas lainnya. Demikian
pula, Islam tidak setuju dengan ‘desain bayi’ atau ‘transgenik manusia’
terutama untuk alasan kosmetik, dan perubahan yang tidak perlu.
Hal
penampilan telah dipertimbangkan dalam beberapa “Fatwa”. Mayoritas ahli hukum
Muslim telah diizinkan untuk melakukan ini jika kelainan disertai dengan fisik
atau psikologis bersifat merugikan. Manusia meskipun perbedaan ras, warna
kulit, jenis kelamin, dan lainnya karakteristik fisik ditekankan dalam ajaran
Islam.
Di dalam
Al Qur’an telah dijelaskan bahwa:
“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan
kamu dari seorang pria dan seorang wanita, kemudian Kami jadikan kamuberbangsa-bangsa
dan bersuku-suku, agar kamu saling mengenal (bukan berarti saling membenci).
Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling
bertakwa. Sungguh Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti (Q.S. Al Hujurat:13) “.
Tetapi
sayangnya saat ini IPTEK tidak dikuasai oleh orang Islam, sehingga pondasi dari
etika dan Islam menjadi terabaikan. Hanya sebagian umat Islam yang mengerti
tentang Islam itu sendiri, membuat orang-orang Islam saat ini hanya menjadi
pesuruh dan hanya menjadi yang dimanfaatkan oleh orang-orang yang rakus akan
kekuasaan dunia.
Berdasarkan
pedoman, penelitian genetik diperbolehkan hanya jika tujuannya:
1. Untuk
mendiagnosis, mengklasifikasikan atau menyaring genetikpenyakit.
2. Untuk
menentukan faktor predisposisi genetik daripenyakit sebelum muncul, jika ada
yang efisiencara untuk mencegah atau mengurangi komplikasi.
3. Untuk
memberikan konsultasi bagi pasangan tentangfaktor risiko genetik dari keturunan
mereka.
4. Untuk
mengurangi, mencegah atau menyembuhkan penyakit danbukan untuk egenetika.
5. Forensik
kedokteran.
6. Populasi
penelitian genetik berbasis tentangilmiah dan etika prinsip.
Hal
diatas adalah hal yang biasa ditemukan dalam dunia penelitian. Pada kehidupan
sehari-hari penggunaan teknologi yang tidak memperhatikan etika menjadi hal
yang dianggap biasa. Menelepon atau me-SMS disaat kuliah atau seminar berjalan.
Pembicara secara serius memberikan ilmu namun peserta tidak serius
memeperhatikan. Parahnya lagi disaat khotib sholat jumat sedang berkhotbah,
peserta sholat jumat masih saja ada yang me-SMS, padahal di dalam sholat jumat
jika khotib sudah berkhotbah, maka tidak ada lagi percakapan yang dilakukan.
Hal yang sudah sering diinformasikan di media massa adalah
penggunaan internet yang tidak digunakan sebagaimana mestinya. Internet yang
seharusnya digunakan sebagai sarana untuk mengembangkan IPTEK, malah digunakan
untuk membuka situs porno. Tindakan ini bukan saja dilakukan oleh orang dewasa
tetapi juga anak-anak. Menurut data dari Kapersky Lab tahun 2010, setiap
jamnya ada 160.000 anak-anak di dunia yang membuka situs porno. Pada tahun 2009
Indonesia masuk ke peringkat tiga sebagai pengguna internet situs
porno(Kompas). Ini merupakan hal yang menjadi ironi. IPTEK yang seharusnya
dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakat dunia, malah menjadi rayap bagi
masyarakat itu sendiri.
Berdasarkan
pengertian etika di atas, maka etika berseni diartikan sebagai tata cara yang
mengatur perilaku dalam berkreasi/ berkarya seni dalam bentuk dan genre seni
apapun. Dalam hal ini, sesuai dengan motto “UMS: Wacana Keilmuan dan
Keislaman”, maka tentu saja etika berseni di sini adalah etika yang selaras
dengan ajaran Islam (moral religius). Etika berseni di sini berlaku baik pada
proses penciptaan karya maupun dalam penyajian karyanya.
Seni juga dapat merupakan bentuk
ekspresi pikiran dan perasaan bahkan terkadang sebagai ekspresi rasa syukur
kita atas nikmat Ilahi pada kita. Masalahnya, bagaimana etika berseni menurut
Islam?
Berkarya seni, menurut Islam dapat merupakan formulasi ibadah jika memenuhi
kriteria:
(1) Ikhlash sebagai titik tolak;
(2) Mardhatillah sebagai titik
tuju; dan
(3) Amal shalih sebagai garis amal.
Oleh karena itu, karena seni
merupakan bagian dari kehidupan manusia, maka tujuan berseni bagi seorang
Muslim tidak lain adalah (untuk mencapai) kebahagiaan spiritual dan material di
dunaia dan akhirat
Allah Subhanahu wa ta’ala
Berfirman,
هَلْ
يَنظُرُونَ إِلاَّ أَن يَأْتِيَهُمُ اللّهُ فِي ظُلَلٍ مِّنَ الْغَمَامِ
وَالْمَلآئِكَةُ وَقُضِيَ الأَمْرُ وَإِلَى اللّهِ تُرْجَعُ الأمُورُ.
“Tiada yang
mereka nanti-nantikan melainkan datangnya Allah dan malaikat (pada Hari Kiamat)
dalam naungan awan, dan diputuskanlah perkaranya. Dan hanya kepada Allah segala
urusan dikembalikan.” (QS Al-Baqarah: 210).
Sehingga, seorang Muslim yang baik
yang berkreasi seni pada hakikatnya adalah:
(1) melaksanakan tugas ibadah dan
(2) menunaikan fungsi Khilafah
(lihat Anshari, 1986: 154).
Dengan sendirinya, dalam berseni
pun mesti memakai etika sejalan dengan ajaran Allah.
Contoh
Etika dalam nyanyian
1. Tidak
semua nyanyian hukumnya mubah, karena isinya harus sesuai dengan etika islami
dan ajaran-ajarannya.
2. Penampilan
dan gaya menyanyikannya juga perlu dilihat
3. Nyanyian
tersebut tidak disertai dengan sesuatu yang haram, seperti minum khamar, menampakkan aurat, atau pergaulan bebas laki-laki dan perempuan tanpa batas
4. Nyanyian
–sebagaimana semua hal yang hukumnya mubah (boleh)harus dibatasi dengan sikap
tidak berlebih-lebihan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Ilmu
pengetahuan dapat diartikan sebagai suatu kerangka pengetahuan yang tersusun
serta teruji kebenarannya, dan diperoleh melalui suatu penelitian ilmiah.Islam sangat memperhatikan, menghormati, dan
menjunjung tinggi matabat ilmu dan orang yang memiliki ilmu.Tetapi,
banyak manusia tidak menyadari bahwa jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang
muncul dalam pemikiran mereka akan alam beserta isinya terdapat dalam Al-Qur’an
Definisi Teknologi menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (1990 : 1158), Teknologi adalah ; 1) Metode ilmiah untuk
mencapai tujuan praktis; ilmu pengetahuan terapan 2) Keseluruhan sarana untuk
menyediakan barang- barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan
hidup manusia.Ilmu dan kemahiran teknologi yang dimiliki semestinya dijadikan
sebagai sarana untuk menambah keimanan seseorang. Sebab yang demikian justru
menjadi bukti nyata bahwa Allah menciptakan sesuatu dengan sempurna.
Menurut
Padmapusphita, kata seni berasal dari bahasa Belanda genie dalam bahasa Latin
disebut genius, artinya kemampuan luar biasa yang dibawa sejak lahir. Seni islami dapat membuka pemikiran penikmat
seluas-luasnya. Segala sesuatu di dunia ini yang dapat diekspresikan dengan
seni ditujukan sebagai ungkapan rasa keimanan terhadap keagungan semua makhluk
dan ciptaan Allah SWT.Berseni haruslah bermatlamatkan kepada
perkara-perkara makruf (kebaikan), halal, dan berakhlak.
Berikut
beberapa contoh dampak positif IPTEK:
1.
Sebagai sarana untuk menyadarkan umat Islam agar
selalu mengenal dan mendekatkan diri kepada Allah SWT
2.
Mengantarkan pada era kehidupan yang lebih maju,
modern dan sejahtera
3.
Mempercepat dan mempermudah komunikasi
4.
Mempercepat dan memperpendek jarak tempuh perjalanan
5.
Menjaga keamanan
6.
Mempermudah akses informasi
7.
Mempermudah ilmu kedokteran terutama dalam paktik
pembedahan
Sedangkan dampak
negatifnya adalah:
1.
Membawa manusia pada penguasaan dunia
2.
Menumbuhkan sikap sombong dan tidak peduli pada
lingkungan sekitar
3.
Menimbulkan gaya hidup yang buruk
4.
Membuat orang melalaikan pekerjaannya
Dampak positif
dalam bidang seni adalah kesenian wayang yang dmanfaatkan oleh seorang wali
dalam menyebarkan agama Islam di Indonesia. Sedangkan dampak negatif yang
mungkin ditemui dalam penyalahgunaan seni
adalah adanya aksi pornografi yang dianggap seseorang sebagai bentuk
kebebasan mengkspresikan diri.
Pengembangan
IPTEK dan Seni yang beretika dan Islami memang perlu diterapkan dalam
kehidupan. Sesungguhnya antara IPTEK etika dan Islam sebenarnya adalah suatu
hal yang saling bersinergi bukan menjadi hal yang bertolak belakang. Setiap
pelari pasti ada jalurnya, setiap kendaraan pasti ada jalannya dan disetiap
jalan-jalan itu pasti ada batasannya.
Oleh karena
itu disini diperlukan selain pendidikan IPTEK dan Seni, pendidikan agama Islam
harus diutamakan sebagai pondasi dari setiap ilmu yang dipelajari. Di dalam
agama pun di pelajari etika dan agama pun mendukung untuk pengembangan IPTEK
dan Seni.
Demi
berjalannya hal ini diperlukan peran dari semua pihak, baik bagi pemerintah,
akademisi, pengusaha swasta, pengusaha media masa, alim ulama, serta dari
organisasi terkecil yaitu keluarga yang paling mempengaruhi.
Pengembangan
IPTEK dan Seni harus memperhatikan etika dan sesuai dengan ajaran Islam demi
terciptanya kesejehtaraaan di dunia ini.
DAFTAR PUSTAKA
Taher, Tarmizi. 2004.
Menjadi Muslim Moderat Beragama di Tengah Pencaturan Global. Jakarta:
PT. Mizan Publikasi.
Syarqawi, Hasan
Muhammad Asy. 1994. Manhaj Ilmiah Islami. Jakarta: Gema Insani Press.
Departemen
Agama RI. 2009. Syamil Al-Qur’an Edisi Khat Madinah. Bandung: PT Sygma
Examedia Akanleema.
Fandy, Muhammad Jamaluddin
El.1991.Al Quran Tentang Alam Semesta. Jakarta: Bumi Aksara.
http://dilihatya.com/1076/pengertian-ilmu-pengetahuan-menurut-para-ahli (diakses pada 7 September 2014)
http://1411177.blogspot.com/2013/04/ilmu-pengetahuan-dan-teknologi-dalam.html (diakses pada 5 September 2014)
http://www.slideshare.net/IndahNurRizki19/sains-dan-teknologi-dalam-islam-28768867 (diakses pada 7 September 2014)
http://www.aingindra.com/definisi-teknologi.html (diakses pada 7 September 2014)
http://skifssruns.blogspot.com/2013/10/seni-dalam-pandangan-islam.html (diakses pada 5 September 2014)
http://bedande.blogspot.com/2011/12/pengertian-seni.html (diakses pada 7 September 2014)
http://www.pengertianahli.com/2013/09/pengertian-seni-menurut-para-ahli.html (diakses pada 7 September 2014)
http://dwiniawati-rp.blogspot.com/2012/06/pandangan-islam-terhadap-perkembangan.html (diakses pada 7 September 2014)
http://misterway.wordpress.com/2012/10/03/pengembangan-iptek-yang-beretika-dan-islami/ (diaksespada 7 september 2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar